Suatu malam saya kedatangan seseorang yang sudah saya anggap sebagai adik saya sendiri. Ia ikut saya sudah cukup lama. Kemana saya pergi ia selalu mendampingi saya. Namun, walau kami begitu dekat saya tidak pernah mengajaknya untuk berpuasa Daud seperti yang saya lakukan. Dan malam itu akhirnya saya mencoba menawarkan pilihan kepadanya.
Saya memulai pembicaraan tentang pertama kali kami bertemu hingga akhirnya begitu akrab. Saat itu usaha untuk menafkahi keluarga saya masih belum ada yang berkembang. Tahun demi tahun berganti, alhamdulillah saya dengan izin Allah sudah dapat mandiri. Pesanan produk yang saya buat sudah mulai banyak pemesanan dari Aceh hingga Jayapura bahkan luar negeri.
Adik saya tersebut adalah seorang duda dengan dua anak tinggal bersamanya dan masa duda cukup lama. Untuk menafkahi kedua anaknya masih mengharapkan bantuan dari kedua orangtuanya. Saya katakan kepadanya bahwa sejak kita mulai bertemu hingga saat ini kita ngobrol, kondisi kita sudah jauh berbeda terutama masalah ekonomi. Sebelumnya saya tidak pernah memaksanya, namun saat ini terpaksa saya paksa dia.
"Besok jadwa saya puasa Daud, kamu besok puasa!" ucap saya. Saya tahu betul adik saya ini, jangankan puasa sunnah nabi Daud, puasa Ramadhan saja ia batal beberapa hari. Dia diam.
"Kamu harus berubah jauh lebih baik" cetus saya.
Larut malam ia pamit pulang. Dan besok hari saya tunggu kabar darinya. Alhamdulillah menjelang Maghrib ia kirim SMS bahwa ia akan berbuka puasa. Dan alhamdulillah, hari-hari selanjutnya ia Allah mudahkan berpuasa Daud dengan jadwal hari yang sama dengan saya.
Tiga tahun lebih berlalu, alhamdulillah ada kabar ia akan menikah dengan putri seorang yang dihormati dari daerah luar kota dan beberapa bulan kemudian ia pun mendapatkan pekerjaan yang penghasilannya dapat mencukupi kebutuhan rumah tangganya.
Alhamdulillah, suatu keajaiban bagi saya dapat menyaksikan sendiri perjalanan hidup seseorang dari kondisi lemah menjadi berdaya. Semoga Allah mudahkan kita istiqomah berlomba kebaikan, Allah anugerahi kita banyak rezeki halal, banyak keajaiban, keberuntungan. Aamiin.
Saya memulai pembicaraan tentang pertama kali kami bertemu hingga akhirnya begitu akrab. Saat itu usaha untuk menafkahi keluarga saya masih belum ada yang berkembang. Tahun demi tahun berganti, alhamdulillah saya dengan izin Allah sudah dapat mandiri. Pesanan produk yang saya buat sudah mulai banyak pemesanan dari Aceh hingga Jayapura bahkan luar negeri.
Adik saya tersebut adalah seorang duda dengan dua anak tinggal bersamanya dan masa duda cukup lama. Untuk menafkahi kedua anaknya masih mengharapkan bantuan dari kedua orangtuanya. Saya katakan kepadanya bahwa sejak kita mulai bertemu hingga saat ini kita ngobrol, kondisi kita sudah jauh berbeda terutama masalah ekonomi. Sebelumnya saya tidak pernah memaksanya, namun saat ini terpaksa saya paksa dia.
"Besok jadwa saya puasa Daud, kamu besok puasa!" ucap saya. Saya tahu betul adik saya ini, jangankan puasa sunnah nabi Daud, puasa Ramadhan saja ia batal beberapa hari. Dia diam.
"Kamu harus berubah jauh lebih baik" cetus saya.
Larut malam ia pamit pulang. Dan besok hari saya tunggu kabar darinya. Alhamdulillah menjelang Maghrib ia kirim SMS bahwa ia akan berbuka puasa. Dan alhamdulillah, hari-hari selanjutnya ia Allah mudahkan berpuasa Daud dengan jadwal hari yang sama dengan saya.
Tiga tahun lebih berlalu, alhamdulillah ada kabar ia akan menikah dengan putri seorang yang dihormati dari daerah luar kota dan beberapa bulan kemudian ia pun mendapatkan pekerjaan yang penghasilannya dapat mencukupi kebutuhan rumah tangganya.
Alhamdulillah, suatu keajaiban bagi saya dapat menyaksikan sendiri perjalanan hidup seseorang dari kondisi lemah menjadi berdaya. Semoga Allah mudahkan kita istiqomah berlomba kebaikan, Allah anugerahi kita banyak rezeki halal, banyak keajaiban, keberuntungan. Aamiin.